Iconic Dalam Sepak Bola Adalah
Kepelatihan Sepak Bola: Teori dan Praktik
Bermain sepakbola selain membutuhkan kondisi fisik yang prima, setiap pemain juga perlu ditunjang oleh keterampilan menguasai bola yang baik guna memainkan olahraga yang masih menjadi olahraga terpopuler di dunia ini.
Keterampilan dalam menguasai bola yang dimaksud yakni bagaimana setiap pemain dapat menendang (passing) bola, mengontrol (controlling) bola, menggiring (dribbling) bola, menembak (shooting) bola, dan menyundul (heading) bola dengan teknik yang benar. Jika hal tersebut telah dikuasai dengan benar maka untuk menerapkan taktik dan strategi niscaya akan berjalan lebih mudah.
Dalam buku ini akan dijelaskan beragam informasi tentang sejarah permainan sepakbola, prasarana dan sarana bermainnya, teknik dasar pemain serta bagaimana model drill-drill melatih teknik dasar tersebut, taktik dan strategi, serta peraturan permainan sepakbola sesuai dengan FIFA Law of The Game 2017. Pada edisi ini juga disisipkan teknik dasar bermain untuk seorang penjaga gawang serta drill latihan yang diperlukannya.
Buku ini dilengkapi dengan foto dan gambar yang memperjelas deskripsi/bahasan materi yang dikupas, sehingga bagi para pembaca dari tingkat pemula hingga tingkat mahir dapat dengan mudah mempraktikkannya”.
Federasi Sepak Bola Dunia
Melihat perkembangan sepak bola sangat pesat sejak awal kemunculannya, timbul ide untuk membentuk wadah organisasi sepak bola dunia. Atas dasar itulah kemudian lahir Federation de Football Association (FIFA) di Paris, Prancis 21 Mei 1904.
Digagas oleh dua tokoh sepak bola dunia yaitu Henry Delaunay dan Jules Rimet dan dihadiri oleh 7 perwakilan negara, yaitu Denmark, Spanyol, Swedia, Swiss, Belgia dan Belanda. Tujuh negara ini kemudian ditetapkan menjadi anggota FIFA pertama yang diketuai oleh Robert Guerin dari Prancis.
FIFA didirikan dengan tujuan untuk memajukan sepak bola dunia. FIFA kemudian memiliki slogan, yaitu "For The Game, For The World" yang berarti permainan sepak bola akan menjadi sebuah pemersatu antarbangsa sesudah perang dunia.
Hingga kini, sudah ada 209 negara yang tergabung dalam FIFA yang dinaungi beberapa badan organisasi regional. Seperti Asian Football Confederation (AFC) dan Union of European Football Associations (UEFA).
Itulah pengertian sepak bola menurut FIFA hingga para ahli. Kini pertandingan sepak bola semakin digandrungi banyak orang, terlebih dengan banyaknya turnamen dalam dan luar negeri.
Pecinta sepak bola pasti tau nih mengenai Apa Itu GBD dalam Sepak Bola? Nah kalo yang belum tau, tapi sering denger istilah itu, simak bareng Popmama.com yuk!
Apa Itu GBD dalam Sepak Bola? Menurut Cambridge Dictionary, istilah gol bunuh diri (GBD) atau own goal (OG) dalam olah raga berarti sebuah kejadian di mana seorang pemain mencetak gol secara tidak sengaja ke gawang timnya sendiri. Sementara itu, mengutip Goal International, istilah gol bunuh diri digunakan untuk menggambarkan momen ketika seorang pemain secara tidak sengaja atau sengaja memasukkan bola ke gawangnya sendiri.
Di sepak bola Indonesia, gol bunuh diri sering disingkat menjadi "gbd". Sementara istilah universal dengan Bahasa Inggris, gol bunuh diri disingkat menjadi "og" dari kata own goal.
Pemain Sepak Bola yang Melakukan GBD
Phil Jagielka pernah mampu mencetak gol luar biasa dari jarak 30 yard di Anfield dalam derbi Merseyside. Tapi sayangnya ia mencetak satu gol ke gawangnya sendiri, yang kemudian bertambah.
Mantan pemain Everton ini mencetak tujuh gol bunuh diri selama kariernya, dengan yang terakhir terjadi saat melawan Leeds United pada April 2021 saat dia bermain untuk Sheffield United.
Meski melakukan gol bunuh diri tersebut, Jagielka gagal mencatatkan rekor sebagai pemain tertua dalam sejarah Premier League yang mencetak gol bunuh diri. Sebab, Stuart Pearce masih mempertahankan rekor tersebut dengan selisih waktu 23 hari.
Bek legendaris Liverpool, Jamie Carragher juga mencatat tujuh gol bunuh diri sepanjang kariernya. Momen paling dikenang adalah saat ia mencetak gol ke gawang sendiri melawan musuh bebuyutan Manchester United.
Dengan indahnya ia menyundul bola melewati Sander Westerveld yang malang, sebelum upaya yang lebih konyol membuat bola memantul darinya dan masuk ke gawang sendiri sekaligus membuat timnya kalah 2-3.
Bek Liverpool lainnya, yaitu Martin Skrtel cukup bersahabat dengan gol bunuh diri. Ia dikenal sebagai seorang bek tanpa kompromi.
Rekor gol bunuh dirinya sama seperti Carragher, yakni tujuh gol. Menariknya Skrtel melakukan itu dalam empat pertandingan dalam satu musim pada musim 2013/2014.
Beruntungnya jumlah gol bunuh diri Skrtel tak terlalu merugikan Liverpool. Sebab mereka bisa memenangkan tiga dari empat laga yang diwarnai gol bunuh diri sang pemain Slovakia itu.
Kali ini ada pemain dari Italia yang punya koleksi gol bunuh diri yang banyak. Adalah Riccardo Ferri yang pernah menjadi bagian dari Inter Milan.
Faktanya, delapan gol bunuh diri yang ia ciptakan merupakan rekor dalam sejarah Serie A. meski Marco van Basten mengakuinya sebagai bek terkuat yang pernah dihadapi, Ferri rupanya sering mencetak gol bunuh diri.
Bek legendaris Italia dan AC Milan, Franco Baresi tak luput untuk masuk dalam daftar ini. Sama seperti Riccardo Ferri, ia juga mengoleksi delapan gol ke gawang sendiri.
Namun demikian, Baressi tetaplah legenda besar Italia dan Rossoneri. Di balik rekor gol unuh dirinya, prestasi bukan kaleng-kaleng ia torehkan.
Baresi memenangkan enam gelar liga dan tiga Liga Champions selama berada di San Siro. Ia memainkan 532 pertandingan untuk Milan selama 20 tahun bertugas di Milan.
Itu lah informasi mengenai Apa Itu GBD dalam Sepak Bola? Semoga bermanfaat!
Offside adalah – Offside adalah keadaan saat posisi seorang pemain sepak bola yang sedang diberi umpan kemudian melebihi posisi pemain lawannya, sementara tak ada pemain lawan setelahnya selain penjaga gawang.
Offside sendiri mengadopsi istilah militer, yaitu “off the strength of your side” yang artinya, adalah pemain yang dibebas tugaskan atau terlepas dari permainan. Offside dalam sepak bola juga mengacu kepada olahraga rugby. Konsepnya hampir sama, yaitu melarang seorang pemain hanya diam saja menunggu umpan di depan gawang musuh.
Offside juga terkadang menjadi sensitif dalam sepak bola. Sebab, kadang pemain yang sedang aktif kemudian akan melakukan penyerangan serta mencetak gol, namun terperangkap dan offside. Karenanya kemudian dibuat sebuah peraturan khusus mengenai offside dalam FIFA Law of The Game. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
Offside adalah salah satu aturan sepak bola, yang terkodifikasi dalam suatu Hukum ke-11 dari Laws of the Game. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti luar posisi. Undang-undang FIFA juga menyatakan bahwa seorang pemain di luar area permainan atau offside, jika kemudian tersentuh bola atau menerima umpan bola dari rekan satu timnya, dengan keadaan pemain ini mendahului pemain terbelakang dari tim lawan serta saat pemain ini berada lebih dekat dengan garis gawang lawan setelah kiper.
Pada dasarnya pemain sepak bola tak diperbolehkan berada secara pasif dalam suatu area lapangan lawan saat sedang menyerang, meski diizinkan bermain secara pasif di area lapangan sesama untuk bertahan. Pemain biru yang berada di posisi paling kiri kemudian berada dalam posisi offside karena ia mendahului para pemain belakang tim lawan, walau offside juga tak berlaku jika tidak menerima umpan ataupun terkena bola.
Berada pada posisi offside bukanlah sebuah pelanggaran. Jika offside terjadi, wasit menghentikan pertandingan serta memberi tendangan bebas secara tidak langsung kepada tim lawan dari yang dikenai offside.
Namun dapat terjadi pelanggaran dalam kasus tertentu, misalnya saja jika saat mencetak gol setelah terjadi offside ini kemudian dianulir jika wasit secara terlebih dahulu menyatakan offside. Hal ini juga kemudian memicu lahirnya perdebatan mengenai objektivitas asisten wasit saat posisi pemain berada sejajar atau hampir melampaui pemain bertahan pada lawan namun menjadi posisi offside dalam pandangan wasit.
Penggunaan teknologi dengan penilaian offside juga masih terus menjadi perdebatan di antara para pengamat sepak bola. meskipun demikian, strategi offside tetap diterapkan sebagai salah satu cara untuk menjebak pemain lawan dalam area pertahanan.
Teknik Dasar Sepak Bola
Tidak hanya dari segi peraturan saja, teknik bermain sepak bola juga terus mengalami perubahan dari masa ke masa. Mulai dari teknik dasarnya hingga berkembang menjadi teknik dengan level yang lebih tinggi lagi serta menonjolkan kemampuan dari setiap individu.
Sementara itu, merujuk kepada buku Modul terbitan Kemdikbud, setidaknya terdapat tiga teknik dasar dalam sepak bola yang perlu dikuasai oleh para pemain olahraga tersebut. Berikut ini beberapa di antaranya.
Peraturan Terkait Offside
Peraturan offside dalam sepak bola terbaru yang disepakati secara luas kemudian dibentuk oleh English Football Association (FA) di tahun 1863. Sejak tahun itu, FA kemudian melarang pemain penyerang yang berada di depan bola saat si kulit bundar ditendang ke arah depan.
Peraturan terkait offside ini sendiri dibentuk, salah satunya karena sepak bola dinilai menyerupai permainan rugby, dengan taktik yang mirip di mana pemain diizinkan menggunakan tangan mereka untuk kemudian mengontrol bola dalam beberapa keadaan.
Para pemain penyerang ini juga dinilai akan mendapatkan keuntungan tak semestinya jika berada pada posisi offside. Seiring dengan perkembangan olahraga sepak bola, peraturan offside kemudian terus diperbarui.
Berikut ini adalah aturan offside dalam sepak bola yang telah ditetapkan dalam Laws of the Game oleh International Football Association Board (IFAB). Seorang pemain sepak bola juga dinyatakan berada dalam posisi offside seperti berikut ini.
Pelanggaran Offside kemudian tidak berlaku jika:
Sejarah Peraturan Offside
Sepak bola merupakan suatu permainan beregu, yang terdiri dari 2 kubu dan saling berhadapan. Masing-masing dari regu ini kemudian terdiri dari 11 pemain. Sepak bola sendiri umumnya dimainkan dalam dua babak dengan durasi waktu 2 x 45 menit, juga waktu istirahat 15 menit di antara kedua babak tersebut. Sepak bola sendiri telah mengarungi banyak perkembangan, baik dalam aturan juga cara bermainnya.
Sumber yang sama menyebutkan sepak bola pertama kali ditemukan di Negeri Cina, di semasa pemerintahan Dinasti Han. Saat itu di sekitar abad ke 2 atau 3 M, bola yang digunakan terbuat dari kulit binatang dan digulung-gulung hingga berbentuk bundar. Meski permainan ini telah berabad-abad lalu ditemukan, namun badan resmi yang mengatur sepak bola kemudian baru dibentuk pertama kali pada 26 Oktober 1863.
Inggris pada saat itu berinisiatif membikin badan resmi sepak bola, dengan nama English Football Association (FA). Organisasi ini sendiri akhirnya melahirkan peraturan sepak bola modern di beberapa bulan setelahnya, tepatnya pada tanggal 8 Desember 1863. Salah satu di antaranya ialah peraturan offside.
Kemudian, berkembang juga gagasan yang membentuk wadah persepakbolaan dunia. Atas inisiatif Guerin (seorang tokoh sepak bola Prancis), dibentuklah Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA pada 21 Mei 1904. Setelah lewat beberapa dasawarsa, tepatnya pada tahun 1930, FIFA akhirnya turut menyelenggarakan kompetisi sepak bola di level dunia. Kejuaraan ini disepakati bernama Piala Dunia atau World Cup, serta diadakan secara rutin selama 4 tahun sekali. Piala Dunia pertama ini kemudian berlangsung di Montevideo, Uruguay.
Bagaimana Kemunculan Pertama Sepak Bola?
Dirangkum dari buku Bahan Ajar Sepakbola Dasar oleh Emral dari Universitas Negeri Padang (UNP), sejarah sepak bola bermula sejak 1122-247 sebelum Masehi di Cina. Sepak bola pada era itu dikenal dengan nama TSu-Chiu, Tsu berarti kaki dan Chiu berarti Bola.
Sejarah ini dibuktikan dengan buku-buku bekas tentara Cina yang menampilkan gambar-gambar orang yang bermain sepak bola. Awalnya sepak bola dimainkan oleh puluhan orang dalam setiap regunya.
Tidak hanya Cina, beberapa sumber juga menyebutkan bahwa sepak bola berasal dari negara lain, seperti Inggris, Jepang, Mesir, Yunani, Romawi, Italia dan Prancis. Hal ini karena juga ditemukannya beberapa bukti peninggalan yang menunjukkan adanya permainan sepak bola di negara tersebut.
Aturan Offside tentang ‘Tiga Pemain Belakang’
Ada banyak perbedaan pendapat tentang aturan offside hingga akhirnya Universitas Cambridge mencoba menyatukan berbagai teori ini ke dalam satu rumusan peraturan baku. Aturan baku ini juga kerap diterima serta menjadi pedoman pada masanya.
Aturannya sendiri cukup unik serta dikenal juga sebagai peraturan “tiga pemain belakang”. Dalam peraturan ini seorang penyerang kemudian telah dinyatakan offside meskipun pada posisi depannya masih terdapat tiga pemain belakang lawan, termasuk di antaranya kiper.
Dapat dibayangkan, betapa seringnya terjadi offside saat peraturan ini kemudian diterapkan. Baru selangkah sudah offside. Tangan maju sedikit disebut offside.
Hasan Alwi (KBBI 2003)
Sepak bola merupakan olahraga yang terdiri dari dua kelompok berlawanan. Masing-masing tim terdiri atas sebelas pemain dan bertujuan untuk mencetak gol ke gawang musuh.
Sepak bola adalah suatu permainan bola yang dilakukan dengan jalan menyepak. Sepak bola bertujuan untuk menendang bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan bola.
Pengertian sepak bola adalah pertandingan yang dimainkan oleh dua regu dengan anggota masing-masing 11 orang. Tujuan dari pertandingan tersebut adalah dengan mempertahankan gawang tim dan berusaha untuk menjebol gawang musuh.
Teknik Menendang Bola
Menendang bola sebagai teknik dasar yang harus dikuasai dalam suatu permainan sepak bola. Teknik ini sendiri dilakukan dengan mengayunkan kaki serta dikenakan ke bola, dengan kekuatan dorongan yang telah ditargetkan sebelumnya. Teknik menendang bola juga dapat dipakai untuk berbagai tujuan.
Misalnya saja melesakkan tembakan ke gawang lawan, kemudian mengumpan bola kepada rekan setim, dan melakukan dribbling atau menggiring bola. Perkenaan kaki pada bola saat menendang sendiri tidak hanya di satu tempat saja. Terdapat beberapa bagian kaki yang dapat digunakan untuk melesakkan sepakan. Misalnya, saja pada kaki bagian dalam, kaki bagian luar, serta pada area punggung kaki.
Aturan Offside tentang ‘Dua Pemain Belakang’
Ketika FIFA didirikan tepatnya pada tahun 1904, seluruh peraturan sepakbola termasuk diantaranya offside mulai dipikirkan secara lebih serius. Asosiasi sepakbola dari Skotlandia kemudian mengusulkan penggantian aturan “tiga pemain belakang” dengan dua pemain saja.
Konsepnya sendiri sama, bedanya terkena offside adalah saat dua pemain belakang yang berdiri antara seseorang dan gawang musuh. Biasanya, satu bek serta satu kiper. Perubahan peraturan ini mulai diterapkan pada tahun 1925, serta menghasilkan permainan yang lebih atraktif. Sebab peluang terjadinya offside kian mengecil, maka gol yang tercipta pun menjadi lebih banyak serta menghibur para penonton.
Akibat perubahan offside, pola serta gaya permainan pun turut berubah. Setiap pelatih kemudian terpaksa memutar otak untuk mengalahkan offside. Itulah mengapa dahulu taktik 2-3-5 sering sekali digunakan dengan menempatkan dua bek saja, salah satunya menjadi sweeper atau libero.